LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS
OLEH
Nama : MIRA
SOFIA
NIM : D1A140967
Partner
1.
Nama / NIM : GERI NUGRAHA
2.
Nama
/ NIM : IKA NURUL
LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL- GHIFARI
BANDUNG
2015
PEMBUATAN
GARAM KOMPLEKS
BAB I
PRINSIP DAN
TUJUAN
I.I PRINSIP PERCOBAAN
Berdasarkan
pencampuran ion-ion kompleks yang dibentuk oleh ion logam transisi dengan
molekul atau ion yang terikat lebih kuat daripada molekul air serta garam
rangkap yang dibentuk apabila dua garam mengkristal bersama sama dalam
perbandingan molekul tertentu.
1.2 TUJUAN PERCOBAAN
Untuk
dapat memahami pembuatan dan sifat sifat garam kompleks tetramin tembaga (II) sulfat
monohidrat
BAB
II
TEORI
PENUNJANG
2.1. Garam merupakan senyawa yang umumnya merupakan hasil reaksi
asam dan basa yang dapat bersifat asam,
basa, ataupun netral. Larutan garam dapat menghantarkan listrik. Garam-garam
kuat akan menunjukkan daya hantar listrik yang lebih tinggi dari pada
garam-garam lemah. Garam-garam kuat merupakan klorida dari logam alkali dan
alkali tanah, sedang klorida dari aluminium, raksa kadmium, dan berilium adalah
garam lemah.
Ditinjau dari sifat-sifat hasil
pembentukannya, garam dibedakan menjadi 3, yaitu:
1.
Garam netral
Garam
netral merupakan garam yang terbentuk dari reaksi antara asam dan basa secara
sempurna.
Contoh:
NaCl yang dibentuk dari reaksi antara asam klorida (HCl) dengan natrium
hidroksida (NaOH).
2.
Garam asam
Garam asam
merupakan garam yang terbentuk jika sebagian hidrogen asam yang mampu digusur
oleh logam atau kation lain.
Contoh:
NaHCO3, NaHSO4.
3.
Garam basa
Garam basa
merupakan garam yang terbentuk apabila tidak semua gugus OH dari basa tersusun
oleh suatu radikal asam.
Contoh:
Mg(OH)Br, Bi(OH)2Cl.
Berdasarkan
keadaan-keadaan ketika dilarutkan dalam sebuah pelarut, garam dapat
diklasifikasikan menjadi 2:
1.
Garam kompleks
Garam kompleks adalah sebuah kelas garam di mana tidak ada
jumlah terdeteksi dari masing-masing ion logam yang ada dalam larutan; contoh
adalah K3 Fe (CN) 6, yang dalam larutan memiliki K +
namun tidak Fe 3 + karena Fe sangat terikat dalam kompleks ion, Fe (CN)6.
2.
Garam rangkap
Garam
rangkap merupakan garam yang merupakan campuran bermacam-macam ion sederhana
yang akan mendg-ion apabila dilarutkan kembali. Garam rangkap terbentuk melalui
kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekuivalen atau lebih garam tertentu
dengan perbandingan tertentu pula. Garam ini memiliki struktur sendiri dan
tidak harus sama dengan struktur garam komponennya.
Contoh:
FeSO4(NH4)2SO4.5H2O
K2SO4Al2(SO4)3.24H2O.
Phull, 1981, dan Fuithlerr, 1981, menuliskan teori mekanisme terbentuknya
deposit senyawa garam yang mayoritas komposisinya adalah kalsium (Ca) dan magsinesium (Mg). Turnbull, 1993, La Que dan May, 1982, menerangkan bahwa
senyawa garam yang terbentuk, dinamakan calcareous, dapat mengurangi
kebutuhan arus.
2.2. Senyawa yang mengandung ion kompleks (dapat berupa kation
kompleks atau anion kompleks yang biasa disebut dengan senyawa kompleks
(senyawa koordinasi) atau garam kompleks.ion kompleks terdiri dari atom pusat
(atom logam)dan ligan yang terikat pada atom pusat melalui ikatan
koordinasi,sedangkan garam rangkap merupakan bila semua gugus –H dari asam
digantikan oleh ion logam tak senama,atau semua gugus –OH dari basa digantikan
oleh ion sisa asam tak senama (Mulyono,200 : 143 & 375)
2.3. Pembuatan dari kompleks-kompleks logam biasanya dilakukan
dengan merealisasikan garam garam dengan molekul-molekul atau ion-ion
tertentu.Penelitian-penelitian pertama selalu memakai amoniak dan tat yang
terjadi disebut logammine. Kemudian ternyata bahwa anion – anion seperti CN¯,
NO²¯, NCS¯, dan C¯, juga membentuk komplek dengan logam – logam. (Fenny 1851 –
1852)
Senyawa
kompleks mempunyai keistimewaan pada banyaknya (jumlah)senyawa dan
kestabilannya.Misalnya senyawa kompleks cobalt ,krom dan senyawa kompleks
tembaga.Pada percobaan ini pertama tama akan dilakukan pembuatan garam kompleks
Cu tetraamin sulfat ,kemudian dilakukan penetapan rumus kestabilan kompleks.Ada
tiga cara menetapkan rumus kompleks secara spektrofotometer ,yaitu:
1.Metode
variasi kontinu
2.Metode
banding molar
3.metode
angka banding lereng
Contoh
reaksinya :
Cu(H2O)4+²
+ NH3 à Cu(NH3)2 (H2O)
+² +
NH3 + 2H2O
( Biru )
Cu(NH3)2
(H2O) +² 2 (H2O) +² +
NH3 à Cu(NH3)4+² + 2H2O
( Biru Tua )
Cu(H2O)4SO4 +
4 NH3 à Cu (NH3)4
SO4 + 4 H2O
2.4. Kloramin
dari kobal (III) dan krom (III) dengan jumlah amoniak sama,mempunyai warna
hampir sama.Namun demikian hal ini kemudian tidak menjadi dasar lagi seperti
pada IrCl3 6 H2O yang diberi nama iuteoridium klorida yang warnanya tidak
kuning tapi putih (Ramlawati 2005:2-3)
Garam yang mengandung ion – ion kompleks
dikenal sebagai senyawa koordinasi atau garam kompleks, misalnya neksamin
cobalt (III) klorida, CO (NH4)6 Cl3 dan kalium heksasianoferrat (III),
K3Fe(CN)6.
Garam kompleks berbeda dengan garam
rangkap, garam rangkap dibentuk apabila dua garam mengkristal bersama – sama
dalam perbandingan molekul tertentu. Garam – garam itu memiliki instruktur
sendiri dan tidak harus sama dengan instruktur garam komponennya. Dua contoh
garam lengkap yang bisa dijumpai adalah garam alumina, Kae(SO4)² .
12H2O dan farroamonium sulfat, Fe(NH4) 2(SO4). 6 H2O. Garam rangkap dalam larutan akan
terionisasi menjadi ion – ino komponennya (biasanya terhidrat) (Tim Dosen
Kimia, 2010 : 17)
2.5. Tembaga membentuk senyawa dengan tingkat oksida +1 dan +2
namun hanya tembaga (II) yang stabil dan mendominasi dalam larutan air. Dalam
larutan air hampirn semua garam tembaga (II) berwarna biru yang karakteristik
dari warna ion kompleks koordinasi 6 (Cu(H2O)6)²¯.
Kekecualian
yang terkenal yaitu tembaga (II) klorida yang berwarna kehijauan oleh karena
ion komplek (CuCl4) ²¯. Yang mempunyai bangun geometri dasar tetra hedral atau
bujur sangkar bergantung paka kation pasangannya. Dalam larutan encer ia
menjadi berwarna biru karena pendesakkan ligan Cl¯ dan ligan H2O. Oleh karena
itu jika warna hijau ingin di pertahankan kedalam larutan pekat CuCl2 dalam air
yang ditambahkan ion senama Cl¯ dengan penambahan padatan NaCl atau HCl pekat
atau gas.
[CuCl4]²¯ (aq)
+ 6H2O (I)
[Cu(H2O)] ²¯ (aq) + 4Cl
(aq)
Jika
larutan amonia douambahkan kedalam larutan ion Cu2+, larutan biru berubah
menjadi biru tua karena terjadinya pendesakan ligan air oleh ligan amonia
menurut reaksi :
Cu(H2O)6]²+ (aq)
+ 5NH2 (aq) [Cu(NH3)(4-5)] ²+ + 5H2O
Reaksi antara
ion Cu²+ dengan OH¯ pada berbagai konsentrasi bergantung pada metodanya. Penambahan
ion hidroksida ke dalam larutan tembaga (II) Sulfat (0,1 - 0,5 ), secara
bertetes dengan kecepatan 1ml/menit mengakibatkan terjadinya endapan gelatin
biru muda tembaga (II) hidroksida sulfat [CuSO4nCu(OH)]² bukan Cu(OH)² menurut
persamaan reaksi.
[CuSO4 nCu(OH)12(s) à (n + 1)[
Cu(H2O)6]²+ (aq) + SO4
(aq) + 2n OH¯
(aq) + 6(n+1) H2O(I)
Biru muda reaksi pengendapan terjadi
sempurna pada pH =8 dan nilai n berpariasi bergantung pada temperatur reaksi
dan laju penambahan reaktan, sebagai contoh dengan laju penambahan reaksi -1
ml/menit, reaksi tersebut menghasulkan CuSO4
3Cu (OH)2 jika reaksi berlangsung pada 20°C dan CuSO4
4Cu(OH)2 pada 24°C. (Sugiyarto,
2003 : 17,6-17.7). Tembaga tidak melimbah (55 ppm) namun terdistribusi secara luas sebagai logam,
dalam sulfida, arsenida, dan karbonat. Mineral yang paling umum adalah
chalcopirite CuFeS2. Tembaga diekstraksi dengan pemanggangan dan peleburan
oksidatif, atau dengan pencucian dengan bantuan mikroba yang diikuti oleh
elektrodeposisi dari larutan sulfat.
Tembaga digunakan dalam aliasi seperti kuningan dan bercampur sempurna
dengan emas. Ia sangat lambat teroksidasi, superfisial dan uap udara, kadang –
kadang menghasilkan lapisan hijau hidrokso karbonat dan hidrokso sulfat ( dari
SO2 dalam atmosfer )
Logam tembaga merupakan logam merah yang
lunak dapat ditempa dan liat, tembaga dapat melebur pada suhu 1038°C karena
potensial elektrodanya positif (+0,34 V) untuk pasangan Cu/Cu2+ tembaga tidak
larut dalam asam klorida dan asam encer, meskipun dengan adanya oksigen tembaga
bisa larut. Kebanyakan senyawa Cu (I) sangat mudah teroksida Cu (II). Namun
oksidasi selanjutnya menjadi Cu (II) adalah sulit. Terdapat kimiawi larutan
Cu²+ yang dikenal baik dan sejumlah besar garam sebagai anion didapatkan banyak
diantaranya larut dalam air, menambahkan perbendaharaan kompleks sulfat biru,
CuSO4 5 H2O yang paling dikenal (Anonim,
2010 : 1).
BAB
III
PROSEDUR
PERCOBAAN
3.1 CARA
KERJA
·
Timbang
10gram CuSO4.5H2O dengan menggunakan kaca arloji.
·
Ambil
Ammonia pekat dalam lemari asam sebanyak 15ml dengan menggunakan gelas ukur dan
10ml aqua des tilata.
·
Kemudian
larutkan CuSO4.5H2O dalam campuran ammonia pekat dan aqua
des tilata tersebut kemudian kocok hingga larut.
·
Siapkan
kertas saring whatman medium dan letakkan didalam corong kemudian saring
endapan biru tua tersebut sedikit demi sedikit dan sempurnakan pengendapan
dengan menambahkan 15ml alcohol 70%.
·
Siapkan
bongkahan es kecil didalam sebuah baskom dan letakkan hasil saringan tersebut
didalamnya.
·
Tunggu
hingga terdapat Kristal – Kristal didalam campuran larutan tersebut.
·
Kemudian
saring hasil endapan dengan menggunakan penyaring buncher.
·
Cuci
endapan mula – mula dengan campuran (1 : 1) alcohol dan ammonia pekat, cuci
kembali dngan alcohol dan eter keringkan garam ini pada temperature kamar.
·
Timbang
garam ini sebagai garam Cu-tetraamin sulfat.
3.2 ALAT
·
Gelas
Kimia 50ml
·
Gelas
ukur 10ml
·
Gelas
Ukur 25ml
·
Kertas
saring Whatman medium
·
Bongkahan
es
·
Penyaring
buncher
·
corong
3.3
BAHAN
·
CuSO4.5H2O
·
Ammonia
pekat
·
Aqua
destilata dan alcohol 70 %
BAB
IV
HASIL
PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1. HASIL PERCOBAAN
Pembuatan Garam kupri sulfat CuSO4 5 H2O
No
|
|
Hasil
Pengamatan
|
|
Sebelum
dikeringkan
|
Setelah
dikeringkan
|
||
1
|
Menimbang
CuSO4.5H2O
|
Berat=20
gram
|
|
2
|
Mengukur
Alkohol
|
Sebanyak
= 30 ml
|
|
3
|
Mengukur
Ammonia Pekat
|
Sebanyak=30
ml
|
|
4
|
Warna
kristal garam
|
biru
|
Biru
tua
|
5
|
Reaksi
|
CuSO4.5H2O
+ 4NH3àCu(NH3)4SO4..5H2O
|
Setelah
direaksikan maka 20 gr CuSO4 . 5 H2O + 30 ml amonia + 20
ml aquadest menghasilkan larutan yang berwarna biru tua
4.2. PEMBAHASAN
Senyawa
kompleks mempunyai keistimewaan pada banyaknya (jumlah) senyawa dan
kestabilannya.Misalnya senyawa kobalt,krom dan senyawa kompleks tembaga.Pada
percobaan ini dilakukan penetapan rumus kestabilan kompleks,yaitu:
1.
Metode
variasi kontinu
2.
Metode
banding molar
3.
Metode
angka banding lereng.
Endapan
merupakan zat yang memisah dari satu fase padat dan keluar ke dalam larutannya.
Endapan terbentuk jika larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. Kelarutan suatu endapan merupakan konsentrasi molal dari larutan
jenuhnya.Kelarutan bergantung dari suhu, tekanan, konsentrasi bahan lain yang
terkandung dalam larutan dan komposisi pelarutnya.Dimana dalam percobaan
ini,CuSO45H2O sebagai zat terlarut hingga saat dilarutkan kedalam ammonia pekat
dan campuran aqua DM terjadi endapan berupa bulir Kristal berwarna biru tua.
Proses
pertama dari pembuatan garam kompleks adalah dengan melakukan penghancuran atau
penggerusan terhadap CuSO4.Hal ini dikarenakan CuSO4 yang berbentuk kristal
.Penggerusan pula dimaksudkan untuk mempermudah dan mempercepat proses
pembuatan garam kompleks.
Setelah CuSO4
halus proses berikutnya adalah menambahkan H2O kedalamnya.Pencampuran CuSO4
dengan H2O mengakibatkan reaksi endoterm,sehingga yang dirasakan hangat pada
dinding gelas kimia,dan menghasilkan warna biru pekat.
Campuran
tersebut diaduk hingga homogen dan segera disaring dengan menggunakan kertas
saring dan diamkan dalam es(didinginkan) selama kurang lebih 10 menit maka
terlihat pada campuran tersebut ada gumpalan dan perlahan mengendap berwarna
biru pekat dipinggir beaker glass dan larutan diatasnya berubah lebih muda dari
warna endapan.Kemudian pisahkan antara endapan dan larutannya dengan
filtrasi,namun menggunakan kertas penyaring bucher yang sebelumnya permukaan
penyaring butcer tersebut dilapisi kertas whatman-M kemudian sempurnakan dengan
mencuci dengan menggunakan alcohol + amoniak sehingga didapat endapan murni
(garam) Cu-tetramin sulfat yang berwarna biru tua.
BAB V
KESIMPULAN
Pembentukan garam kompleks tidak berbeda jauh dengan
pembentukan Kristal garam.Hal tersebut dikarenakan sama-sama melibatkan teknik
pemurnian hasil reaksi dengan cara penguapan (rekristalisasi).Karena
rekristalisasi berhubungan dengan pengendapan,maka hasil reaksi pun berupa
endapan yang dalam hal ini endapan yang terbentuk adalah garam Cu-Tetraamin
sulfat yang berwarna biru tua.Pemisahan dengan teknik
kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari zat terlarutnya dalam sebuah
campuran homogen atau larutan, sehingga terbentuk kristal dari zat terlarutnya.
Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan dalam keadaan atau kondisi lewat
jenuh (supersaturated) yaitu kondisi dimana pelarut sudah tidak mampu
melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat terlarut sudah melebihi kapasitas
pelarut. Proses pengurangan pelarut dapat dilakukan dengan empat cara yaitu,
penguapan, pendinginan, penambahan senyawa lain dan reaksi kimia. Nah, untuk
petani garam tradisional menggunakan cara penguapan menggunakan bantuan sinar
matahari langsung.Serta adanya pencampuran pada pembuatan garam kompleks
yang dihasilkan dari CuSO4 dan NH3 sehungga menghasilkan warna biru tua.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Anonim
2010 :Pembuatan Garam kompleks dan Garam Rangkap
·
Muliyono
2005 Kamus Kimia Bandung :Bumi Aksara
·
Inti rahmania,s.si/modul praktikum kimia dasar/Universitas Al-Ghifari/Fakultas
MIPA/Jurusan Farmasi/Bandung/2008.
·
Wikipedia indonesia Garam kompleks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar