Jumat, 12 Februari 2016

Makalah pembuatan garam komplek




LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS

OLEH
Nama :  MIRA SOFIA
NIM : D1A140967
Partner
1.      Nama  / NIM : GERI NUGRAHA
2.      Nama / NIM : IKA NURUL




LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL- GHIFARI
BANDUNG
2015













PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS


BAB I
PRINSIP DAN TUJUAN



I.I PRINSIP PERCOBAAN
Berdasarkan pencampuran ion-ion kompleks yang dibentuk oleh ion logam transisi dengan molekul atau ion yang terikat lebih kuat daripada molekul air serta garam rangkap yang dibentuk apabila dua garam mengkristal bersama sama dalam perbandingan molekul tertentu.


1.2 TUJUAN PERCOBAAN
Untuk dapat memahami pembuatan dan sifat sifat  garam kompleks tetramin tembaga (II) sulfat monohidrat



 

 
 













BAB II

TEORI PENUNJANG

2.1.      Garam merupakan senyawa yang umumnya merupakan hasil reaksi asam  dan basa yang dapat bersifat asam, basa, ataupun netral. Larutan garam dapat menghantarkan listrik. Garam-garam kuat akan menunjukkan daya hantar listrik yang lebih tinggi dari pada garam-garam lemah. Garam-garam kuat merupakan klorida dari logam alkali dan alkali tanah, sedang klorida dari aluminium, raksa kadmium, dan berilium adalah garam lemah.
Ditinjau dari sifat-sifat hasil pembentukannya, garam dibedakan menjadi 3, yaitu:

1.      Garam netral
Garam netral merupakan garam yang terbentuk dari reaksi antara asam dan basa secara sempurna.
Contoh: NaCl yang dibentuk dari reaksi antara asam klorida (HCl) dengan natrium hidroksida (NaOH).

2.      Garam asam
Garam asam merupakan garam yang terbentuk jika sebagian hidrogen asam yang mampu digusur oleh logam atau kation lain.
Contoh: NaHCO3, NaHSO4.

3.      Garam basa
Garam basa merupakan garam yang terbentuk apabila tidak semua gugus OH dari basa tersusun oleh suatu radikal asam.
Contoh: Mg(OH)Br, Bi(OH)2Cl.
                                                                                   
Berdasarkan keadaan-keadaan ketika dilarutkan dalam sebuah pelarut, garam dapat diklasifikasikan menjadi 2:






1.      Garam kompleks
      Garam kompleks adalah sebuah kelas garam di mana tidak ada jumlah terdeteksi dari masing-masing ion logam yang ada dalam larutan; contoh adalah K3 Fe (CN) 6, yang dalam larutan memiliki K + namun tidak Fe 3 + karena Fe sangat terikat dalam kompleks ion, Fe (CN)6.

2.      Garam rangkap
Garam rangkap merupakan garam yang merupakan campuran bermacam-macam ion sederhana yang akan mendg-ion apabila dilarutkan kembali. Garam rangkap terbentuk melalui kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekuivalen atau lebih garam tertentu dengan perbandingan tertentu pula. Garam ini memiliki struktur sendiri dan tidak harus sama dengan struktur garam komponennya.
Contoh: FeSO4(NH4)2SO4.5H2O
            K2SO4Al2(SO4)3.24H2O.

Phull, 1981, dan Fuithlerr, 1981, menuliskan teori mekanisme terbentuknya deposit senyawa garam yang mayoritas komposisinya adalah kalsium (Ca) dan magsinesium (Mg). Turnbull, 1993, La Que dan May, 1982, menerangkan bahwa senyawa garam yang terbentuk, dinamakan calcareous, dapat mengurangi kebutuhan arus.

2.2.                  Senyawa yang mengandung ion kompleks (dapat berupa kation kompleks atau anion kompleks yang biasa disebut dengan senyawa kompleks (senyawa koordinasi) atau garam kompleks.ion kompleks terdiri dari atom pusat (atom logam)dan ligan yang terikat pada atom pusat melalui ikatan koordinasi,sedangkan garam rangkap merupakan bila semua gugus –H dari asam digantikan oleh ion logam tak senama,atau semua gugus –OH dari basa digantikan oleh ion sisa asam tak senama (Mulyono,200 : 143 & 375)

2.3.                  Pembuatan dari kompleks-kompleks logam biasanya dilakukan dengan merealisasikan garam garam dengan molekul-molekul atau ion-ion tertentu.Penelitian-penelitian pertama selalu memakai amoniak dan tat yang terjadi disebut logammine. Kemudian ternyata bahwa anion – anion seperti CN¯, NO²¯, NCS¯, dan C¯, juga membentuk komplek dengan logam – logam. (Fenny 1851 – 1852)
Senyawa kompleks mempunyai keistimewaan pada banyaknya (jumlah)senyawa dan kestabilannya.Misalnya senyawa kompleks cobalt ,krom dan senyawa kompleks tembaga.Pada percobaan ini pertama tama akan dilakukan pembuatan garam kompleks Cu tetraamin sulfat ,kemudian dilakukan penetapan rumus kestabilan kompleks.Ada tiga cara menetapkan rumus kompleks secara spektrofotometer ,yaitu:
1.Metode variasi kontinu
2.Metode banding molar
3.metode angka banding lereng
Contoh reaksinya :
Cu(H2O)4+² + NH3    à      Cu(NH3)2 (H2O) +²    +   NH3    +   2H2O     ( Biru )
Cu(NH3)2 (H2O) +²     2 (H2O) +²     +   NH3    à  Cu(NH3)4+²    +      2H2O     ( Biru Tua )
Cu(H2O)4SO4     +   4 NH3        à      Cu (NH3)4 SO4      +   4 H2O
       
     
2.4.                  Kloramin dari kobal (III) dan krom (III) dengan jumlah amoniak sama,mempunyai warna hampir sama.Namun demikian hal ini kemudian tidak menjadi dasar lagi seperti pada IrCl3 6 H2O yang diberi nama iuteoridium klorida yang warnanya tidak kuning tapi putih (Ramlawati 2005:2-3)
      Garam yang mengandung ion – ion kompleks dikenal sebagai senyawa koordinasi atau garam kompleks, misalnya neksamin cobalt (III) klorida, CO (NH4)6 Cl3 dan kalium heksasianoferrat (III), K3Fe(CN)6.
      Garam kompleks berbeda dengan garam rangkap, garam rangkap dibentuk apabila dua garam mengkristal bersama – sama dalam perbandingan molekul tertentu. Garam – garam itu memiliki instruktur sendiri dan tidak harus sama dengan instruktur garam komponennya. Dua contoh garam lengkap yang bisa dijumpai adalah garam alumina, Kae(SO4)²   .  12H2O dan farroamonium sulfat, Fe(NH4) 2(SO4).  6 H2O. Garam rangkap dalam larutan akan terionisasi menjadi ion – ino komponennya (biasanya terhidrat) (Tim Dosen Kimia, 2010 : 17)




2.5.                  Tembaga membentuk senyawa dengan tingkat oksida +1 dan +2 namun hanya tembaga (II) yang stabil dan mendominasi dalam larutan air. Dalam larutan air hampirn semua garam tembaga (II) berwarna biru yang karakteristik dari warna ion kompleks koordinasi 6 (Cu(H2O)6)²¯.
Kekecualian yang terkenal yaitu tembaga (II) klorida yang berwarna kehijauan oleh karena ion komplek (CuCl4) ²¯. Yang mempunyai bangun geometri dasar tetra hedral atau bujur sangkar bergantung paka kation pasangannya. Dalam larutan encer ia menjadi berwarna biru karena pendesakkan ligan Cl¯ dan ligan H2O. Oleh karena itu jika warna hijau ingin di pertahankan kedalam larutan pekat CuCl2 dalam air yang ditambahkan ion senama Cl¯ dengan penambahan padatan NaCl atau HCl pekat atau gas.
[CuCl4]²¯      (aq)     +  6H2O   (I)   [Cu(H2O)] ²¯    (aq)   + 4Cl    (aq)
Jika larutan amonia douambahkan kedalam larutan ion Cu2+, larutan biru berubah menjadi biru tua karena terjadinya pendesakan ligan air oleh ligan amonia menurut  reaksi :
Cu(H2O)6]²+  (aq)    + 5NH2 (aq)     [Cu(NH3)(4-5)] ²+   + 5H2O    
Reaksi antara ion Cu²+ dengan OH¯ pada berbagai konsentrasi bergantung pada metodanya. Penambahan ion hidroksida ke dalam larutan tembaga (II) Sulfat (0,1 - 0,5 ), secara bertetes dengan kecepatan 1ml/menit mengakibatkan terjadinya endapan gelatin biru muda tembaga (II) hidroksida sulfat [CuSO4nCu(OH)]² bukan Cu(OH)² menurut persamaan reaksi.
[CuSO4  nCu(OH)12(s) à  (n + 1)[ Cu(H2O)6]²+   (aq)   + SO4   (aq)   + 2n   OH¯   (aq)   +  6(n+1) H2O(I)
      Biru muda reaksi pengendapan terjadi sempurna pada pH =8 dan nilai n berpariasi bergantung pada temperatur reaksi dan laju penambahan reaktan, sebagai contoh dengan laju penambahan reaksi -1 ml/menit, reaksi tersebut menghasulkan CuSO4  3Cu  (OH)2  jika reaksi berlangsung pada 20°C dan  CuSO4  4Cu(OH)2   pada 24°C. (Sugiyarto, 2003 : 17,6-17.7). Tembaga tidak melimbah (55 ppm)  namun terdistribusi secara luas sebagai logam, dalam sulfida, arsenida, dan karbonat. Mineral yang paling umum adalah chalcopirite CuFeS2. Tembaga diekstraksi dengan pemanggangan dan peleburan oksidatif, atau dengan pencucian dengan bantuan mikroba yang diikuti oleh elektrodeposisi dari larutan sulfat.  Tembaga digunakan dalam aliasi seperti kuningan dan bercampur sempurna dengan emas. Ia sangat lambat teroksidasi, superfisial dan uap udara, kadang – kadang menghasilkan lapisan hijau hidrokso karbonat dan hidrokso sulfat ( dari SO2 dalam atmosfer )
      Logam tembaga merupakan logam merah yang lunak dapat ditempa dan liat, tembaga dapat melebur pada suhu 1038°C karena potensial elektrodanya positif (+0,34 V) untuk pasangan Cu/Cu2+ tembaga tidak larut dalam asam klorida dan asam encer, meskipun dengan adanya oksigen tembaga bisa larut. Kebanyakan senyawa Cu (I) sangat mudah teroksida Cu (II). Namun oksidasi selanjutnya menjadi Cu (II) adalah sulit. Terdapat kimiawi larutan Cu²+ yang dikenal baik dan sejumlah besar garam sebagai anion didapatkan banyak diantaranya larut dalam air, menambahkan perbendaharaan kompleks sulfat biru, CuSO4  5 H2O yang paling dikenal (Anonim, 2010 : 1).















BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 CARA KERJA
·         Timbang 10gram CuSO4.5H2O dengan menggunakan kaca arloji.
·         Ambil Ammonia pekat dalam lemari asam sebanyak 15ml dengan menggunakan gelas ukur dan 10ml aqua des tilata.
·         Kemudian larutkan CuSO4.5H2O dalam campuran ammonia pekat dan aqua des tilata tersebut kemudian kocok hingga larut.
·         Siapkan kertas saring whatman medium dan letakkan didalam corong kemudian saring endapan biru tua tersebut sedikit demi sedikit dan sempurnakan pengendapan dengan menambahkan 15ml alcohol 70%.
·         Siapkan bongkahan es kecil didalam sebuah baskom dan letakkan hasil saringan tersebut didalamnya.
·         Tunggu hingga terdapat Kristal – Kristal didalam campuran larutan tersebut.
·         Kemudian saring hasil endapan dengan menggunakan penyaring buncher.
·         Cuci endapan mula – mula dengan campuran (1 : 1) alcohol dan ammonia pekat, cuci kembali dngan alcohol dan eter keringkan garam ini pada temperature kamar.
·         Timbang garam ini sebagai garam Cu-tetraamin sulfat.

3.2  ALAT
·         Gelas Kimia 50ml                                           
·         Gelas ukur 10ml
·         Gelas Ukur 25ml
·         Kertas saring Whatman medium
·         Bongkahan es
·         Penyaring buncher
·         corong

3.3  BAHAN
·         CuSO4.5H2O
·         Ammonia pekat
·         Aqua destilata dan alcohol 70 %




BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1.  HASIL PERCOBAAN
Pembuatan Garam kupri sulfat CuSO4 5 H2O
No

Hasil Pengamatan
Sebelum dikeringkan
Setelah dikeringkan
1
Menimbang CuSO4.5H2O
Berat=20 gram

2
Mengukur Alkohol
Sebanyak = 30 ml

3
Mengukur Ammonia Pekat
Sebanyak=30 ml

4
Warna kristal garam
biru
Biru tua
5
Reaksi
CuSO4.5H2O + 4NH3àCu(NH3)4SO4..5H2O

Setelah direaksikan maka 20 gr CuSO4 . 5 H2O + 30 ml amonia + 20 ml aquadest menghasilkan larutan yang berwarna biru tua

                          
4.2.  PEMBAHASAN
Senyawa kompleks mempunyai keistimewaan pada banyaknya (jumlah) senyawa dan kestabilannya.Misalnya senyawa kobalt,krom dan senyawa kompleks tembaga.Pada percobaan ini dilakukan penetapan rumus kestabilan kompleks,yaitu:
1.      Metode variasi kontinu
2.      Metode banding molar
3.      Metode angka banding lereng.

Endapan merupakan zat yang memisah dari satu fase padat dan keluar ke dalam larutannya. Endapan terbentuk jika larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan merupakan konsentrasi molal dari larutan jenuhnya.Kelarutan bergantung dari suhu, tekanan, konsentrasi bahan lain yang terkandung dalam larutan dan komposisi pelarutnya.Dimana dalam percobaan ini,CuSO45H2O sebagai zat terlarut hingga saat dilarutkan kedalam ammonia pekat dan campuran aqua DM terjadi endapan berupa bulir Kristal berwarna biru tua.
Proses pertama dari pembuatan garam kompleks adalah dengan melakukan penghancuran atau penggerusan terhadap CuSO4.Hal ini dikarenakan CuSO4 yang berbentuk kristal .Penggerusan pula dimaksudkan untuk mempermudah dan mempercepat proses pembuatan garam kompleks.
Setelah CuSO4 halus proses berikutnya adalah menambahkan H2O kedalamnya.Pencampuran CuSO4 dengan H2O mengakibatkan reaksi endoterm,sehingga yang dirasakan hangat pada dinding gelas kimia,dan menghasilkan warna biru pekat.
Campuran tersebut diaduk hingga homogen dan segera disaring dengan menggunakan kertas saring dan diamkan dalam es(didinginkan) selama kurang lebih 10 menit maka terlihat pada campuran tersebut ada gumpalan dan perlahan mengendap berwarna biru pekat dipinggir beaker glass dan larutan diatasnya berubah lebih muda dari warna endapan.Kemudian pisahkan antara endapan dan larutannya dengan filtrasi,namun menggunakan kertas penyaring bucher yang sebelumnya permukaan penyaring butcer tersebut dilapisi kertas whatman-M kemudian sempurnakan dengan mencuci dengan menggunakan alcohol + amoniak sehingga didapat endapan murni (garam) Cu-tetramin sulfat yang berwarna biru tua.














BAB  V
KESIMPULAN

Pembentukan garam kompleks tidak berbeda jauh dengan pembentukan Kristal garam.Hal tersebut dikarenakan sama-sama melibatkan teknik pemurnian hasil reaksi dengan cara penguapan (rekristalisasi).Karena rekristalisasi berhubungan dengan pengendapan,maka hasil reaksi pun berupa endapan yang dalam hal ini endapan yang terbentuk adalah garam Cu-Tetraamin sulfat yang berwarna biru tua.Pemisahan dengan teknik kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari zat terlarutnya dalam sebuah campuran homogen atau larutan, sehingga terbentuk kristal dari zat terlarutnya. Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh (supersaturated) yaitu kondisi dimana pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut. Proses pengurangan pelarut dapat dilakukan dengan empat cara yaitu, penguapan, pendinginan, penambahan senyawa lain dan reaksi kimia. Nah, untuk petani garam tradisional menggunakan cara penguapan menggunakan bantuan sinar matahari langsung.Serta adanya pencampuran pada pembuatan garam kompleks yang dihasilkan dari CuSO4 dan NH3 sehungga menghasilkan warna biru tua.
















DAFTAR PUSTAKA
·         Anonim 2010 :Pembuatan Garam kompleks dan Garam Rangkap
·         Muliyono 2005 Kamus Kimia Bandung :Bumi Aksara
·         Inti rahmania,s.si/modul praktikum kimia dasar/Universitas Al-Ghifari/Fakultas MIPA/Jurusan Farmasi/Bandung/2008.
·         Wikipedia indonesia Garam kompleks















Tidak ada komentar:

Posting Komentar